S&P 500 Berakhir di Area Positif, Catat Kuartal Pertama Terkuat Sejak 2019
Friday, March 29, 2024       05:41 WIB

Ipotnews - S&P 500 menutup minggu ini dengan sedikit kenaikan, Kamis, dengan indeks acuan tersebut mencatat kuartal pertama terkuat dalam lima tahun, setelah investor mencerna sekumpulan data ekonomi terbaru sambil menantikan pembacaan inflasi berikutnya.
Masing-masing dari tiga indeks utama Wall Street membukukan kenaikan kuartalan yang solid, dipimpin S&P 500 yang melambung 10,16%, dibantu oleh optimisme terhadap saham-saham terkait kecerdasan buatan (AI) dan ekspektasi Federal Reserve akan mulai menurunkan suku bunganya tahun ini.
Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 47,29 poin, atau 0,12%, menjadi 39.807,37, S&P 500 naik 5,86 poin, atau 0,11%, menjadi 5.254,35 dan Nasdaq Composite Index kehilangan 20,06 poin, atau 0,12%, menjadi 16.379,46, demikian laporan  Reuters,  di New York, Kamis (28/3) atau Jumat (29/3) pagi WIB.
Untuk pekan ini, Dow naik 0,84%, S&P 500 meningkat 0,39% dan Nasdaq tergelincir 0,3%. Sepanjang Maret, Dow melonjak 2,08%, S&P melesat 3,1% dan Nasdaq bertambah 1,79%. Untuk kuartal ini, Dow melambung 5,62%, S&P 500 meroket 10,16% dan Nasdaq melejit 9,11%.
Indeks blue-chip Dow hanya kurang dari 1% untuk menembus level 40.000 untuk pertama kalinya.
Data yang dirilis Kamis menunjukkan perekonomian Amerika Serikat tumbuh lebih cepat dari perkiraan sebelumnya pada kuartal keempat, sebagian disebabkan oleh kuatnya belanja konsumen, sementara laporan terpisah memperlihatkan klaim pengangguran awal mengindikasikan pasar tenaga kerja tetap pada pijakan yang solid.
"Perekonomian berada dalam kondisi yang cukup baik, konsumen berada dalam kondisi yang cukup baik dan masih berbelanja, pengangguran masih berada di level yang rendah, dan masih terdapat kantong-kantong di mana perekonomian berkembang...Jadi ada banyak uang yang ingin dihabiskan dalam berbagai cara yang berbeda," kata George Young, Manajer Portofolio Villere & Company di New Orleans.
"Dan kemudian kita mendapatkan sesuatu yang melegakan seperti dikatakan oleh the Fed, kami mungkin akan menurunkan suku bunga dan kami mungkin akan memotong suku bunga lagi, dan semua orang mencoba menguraikan kata-kata mereka."
Meski pasar ekuitas Wall Street akan ditutup untuk libur Jumat Agung, fokusnya tertuju pada rilis Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) Amerika, yang merupakan ukuran inflasi pilihan the Fed, sebagai petunjuk mengenai waktu dan ukuran penurunan suku bunga tahun ini.
Rabu, Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan data inflasi yang mengecewakan baru-baru ini menegaskan alasan bagi bank sentral untuk menunda pemotongan target suku bunga jangka pendeknya, namun tidak mengesampingkan pemangkasan suku bunga pada akhir tahun.
Pasar memperkirakan sekitar 64% kemungkinan the Fed akan memangkas suku bunga setidaknya 25 basis poin pada Juni, menurut FedWatch Tool CME Group.
Sementara, jasa komunikasi, energi, dan teknologi merupakan sektor dengan kinerja terbaik di antara 11 sektor utama S&P 500 pada kuartal ini, hanya sektor real estate yang mengalami penurunan.
Saham Home Depot melemah 0,59% setelah pengecer perbaikan rumah tersebut mengatakan akan membeli pemasok bahan bangunan SRS Distribution dalam kesepakatan senilai USD18,25 miliar, yang merupakan akuisisi terbesarnya.
Volume di bursa Wall Street tercatat 11,17 miliar lembar saham, dibandingkan rata-rata 12,07 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. (ef)

Sumber : Admin

berita terbaru
Saturday, Apr 27, 2024 - 13:46 WIB
Emas Antam Naik Rp 7.000 Per Gram
Saturday, Apr 27, 2024 - 11:50 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of KKGI
Saturday, Apr 27, 2024 - 11:45 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of BBTN
Saturday, Apr 27, 2024 - 11:41 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of PTMP
Saturday, Apr 27, 2024 - 11:38 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of CBUT
Saturday, Apr 27, 2024 - 11:35 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of ASLC
Saturday, Apr 27, 2024 - 11:31 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of AALI